Sabtu, 26 November 2016

Desa Rempung Kita - Perbedaan Desa Rempung dengan Desa Lainnya di Lombok



Desa rempung adalah salah satu desa yang berada di kecamatan Pringgasela kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. Sebagai desa dengan keturunan asli Sumbawa Taliwang, Masyarakat desarempung memimiliki ciri khas tersendiri dari pada desa lain yang ada  di Lombok timur. Mulai dari budaya, bahasa, aturan, dan bahkan letak geografisnya. Pada umumnya, masyarakat desa rempung berprofesi sebagai petani dan perantau sebagai mata pencarian, namun tidak sedikit warga desa rempung yang menjabat sebagai pegawai, dosen, dan bahkan menjabat di lembaga eksekutif daerah dan provinsi. Berikut ini penulis akan merangkum perbedaan signifikan desa rempung dengan desa lainnya.
1.      Tata Pemerintahan dan Kelembagaan Desa
Desa rempung terbagi menjadi empat kekadusan, yaitu RBS (rempung barat selatan), RTS (rempung timur selatan), RBU (rempung barat utara) dan RTU (rempung timur utara). Dari masing-masing kekadusan, terdapat organisasi sosial di bawah naungan LPMD (lembaga pemberdayaan masyarakat desa) yang disebut dengan PKK (pemberdayaan kesejahteraan keluarga). Jika di sebuh wilayah pedesaan hanya ada satu ormas yang menangani masalah kesejahteran keluarga dan pemberdayaan ibu-ibu, lain halnya dengan desa rempung. Desa rempung memimiliki lima cabang PKK, yaitu PKK desa sebagai organisasi insuk, dan empat lainnya adalah PKK dusun. Inilah salah satu elemen yang membedakan desa rempung dengan desa lainnya. Adanya organisasi sosial yang bergerak di bawah aturan pemerintah desa menjadi penopang kemajuan desa rempung. Sesuai dengan teori dalam ilmu sosial, tata pemerintahan yang baik (good governance) dalam lingkup wilayah akan terselenggara dengan baik apabila ada kerjasama antara pemerintah desa, kelembagaan politik desa, kelembagaan ekonomi desa, dan kelembagaan sosial desa. Jika melihat desa rempung saat ini, maka bisa dikatakan sudah sesuai dengan tata pemerintahan yang baik, karena mampu mengolaburasikan empat elemen terpenting dalam menjalankan good governance.
2.      Kebubudayaan
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
            Berbicara tentang budaya, desa rempung adalah salah satu desa yang memiliki bentuk kebudayaan yang berbeda dengan masyarakat lombok yang mayoritas penduduknya bersuku sasak. Hal ini bisa dibuktikan dalam beberapa adegan, misalnya ketika orang meninggal dunia, melaksanakan pernikahan, dan bahkan dari segi kulinernya. Adanya dinamika sosial membuat desa rempung memiliki karakter yang berbeda dari desa lainnya. Untuk lebih jelasnya, berikut kita akan membahas perbedaan kongkrit kebudayaan masyarakat desa rempung dengan desa lainnya di lombok timur.
a)      Adat Ketika Orang Meninggal
Salah satu bukti spesifik perbedaan budaya desa rempung dengan desa lainnya adalah upacara yang dilaksanakan ketika orang meninggal dunia. Memang pada dasarnya ada beberapa kesamaan seperti, nyiwak (zikiran sembilan hari) dengan budaya pada masyarakat sasak, namun yang memebedakannya adalah ketika memberikan bantuan meterial kepada keluarga yang ditinggalkan. Di desa lainnya, bantuan yang diberikan kepada keluarga yang ditingglkan bisanya berbentuk makanan, pernak-pernik, sayuran, bahan makanan dan lain sebagainya. Tapi hal ini berbeda dengan desa rempung. Jika seseorang meninggal dunia, biasanya masyarakat bermusywarah mengumpukan dana untuk membantu meringankan beban keluarga dalam melaksanakan acara tasyakuran, sehingga akan tampak lebih utuh dengan cara sperti itu.
b)      Budaya Pernikahan
Sudah menjadi perbedaan yang krusial pada masyarakat sasak pada umumnya dengan masyarakat rempung, Budaya yang ditawarkan dalam prosesi pernikahanpun jauh berbeda. Di desa lainnya yang kebanyakan bersuku sasak, biasanya cara untuk meminang pengantin yaitu dengan mencurinya (merarik). Ini sudah menjadi tradisi dan budaya mereka semenjak zaman dahulu hingga sekarang. Sedangakan di desa rempung, biasnya kegiatan meminang pengantin dilakukan dengan proses ngeneng (meminta) langsung kepada orang tua mempelai wanita. Meskipun terkadang ada beberapa masyarakat rempung menggunkan budaya merarik (kawin lari) sebagai cara sakral pernikahannya, namun sejatinyanya itu bukanlah budaya asli masyarakat desa rempung.
3.      Bahasa
Sebagaimana juga budaya, bahasa merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk dipergunakan bertutur dengan manusia lainnya dengan tanda, misalnya kata dan gerakan. Kajian ilmiah terhadap bahasa disebut dengan linguistik. Dalam ranah kajian linguistik, bahasa rempung merupakan bahasa yang berbeda dengan bahasa desa lainnya di lombok. Memang ada beberapa daerah yang hampir sama persis bahasanya dengan rempung, misalnya kembang kerang dan jantuk, namun sebenarnya sangatlah berbeda dari segi dialek dan kepragmatisan tuturan. Bahasa yang digunakan oleh masyrakat rempung biasanya menjadi ciri khas yang membedakan desa rempung dengan desa lainnya, bahkan tidak sedikit orang mengatakan bahasa rempung sebagai bahasa ulah, bahasa plenet, bahasa aneh dan lain-lain. Namun perlu diketahui bahwa, hal itulah yang menunjukkan nilai tak tertandingkan sebagai jati diri masyarakat.
            Sifat bahasa yang arbitrer dan konvensional akhirnya mengantarkan bahasa rempung menjadi bahasa yang berdiri sendiri. Memang belum ada bukti autentik tentang hal itu, namun menurut beberapa sumber menjelaskan bahwa bahasa rempung merupakan salah satu dari sekitar 700 bahasa (kurang lebih) yang ada di Indonesia.
4.      Letak Geografis
Jika melihat pola persebaran desa secara luas, rempung merupakan salah satu desa dengan kategori linier (pola mengikuti jalan). Hal ini tentunya menjadi daya tarik dan membuka peluang perekonomian dibanding desa lainnya. Letak desa rempung yang strategis dan dilintasi jalur negara mendukung eksistensinya dari pada desa lainnya. Inilah yang perlu menjadi catatan bahwa perlu adanya pengembangan dan dan inovasi baru ke depannya.
5.      Makanan Khas
Makanan bisanya menunjukkan karakter dan sebagai pengenal dalam satu daerah. Di rempung sendiri banyak makanan khas yang belum terekspos dan dikenal oleh masyarakat luar dan bahkan masyarakat rempung sendiri(termasuk saya), padahal inilah salah satu pembeda desa rempung dengan desa lainnya. Beberapa diantaranya makanan khas desa rempung ialah : lepek, lempok, bubir syuro, marhaban, serabi, lupis, keladi, sumping pona, kelepon, lele potek, naga sari, dan lain sebagainya.
Catatan : untuk beberapa makanan tersebut memang ada di desa lainnya, akan tetapi beda istilah penyebutan dan bentuknya.
6.      BURDAH (Bersih, Unggul, Ramah, Damai, Aman, dan Harmonis)
Seperti di kota, desa rempung memiliki tingkat kebersihan, keunggulan, keramahan, kedamaian, keamanan, dan keharmonisan. Ini juga menjadi icon pembeda desa rempung dengan desa lainnya. Dalam satu kasus pencurian misalnya, warga masyarakat desa rempung tidak akan tega menganiyaya secara berlebihan seperti desa lainnya. Inilah kemudian yang menjadi kekuatan rasa perduli dan kemanusiaan jika dibandingkan dengan desa lainnya yang bertindak sesuka hati dan terlalu kejam bahkan sampai membunuh tersangka. Ingatlah negara kita adalah negara hukum yang berasaskan pancasila dan undang-undang. Jadi tidak semua tindakan bisa dilaksanakan sesuka hati.
Itulah beberapa perbedaan rempung yang menonjol dari pada desa lainnya.. semoga menambahkan kecintaan dan bermanfaat untuk kita semua.. amiiiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar