Sabtu, 26 November 2016

Kritik Satra-



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan kehendak-Nya lah kam dapiat menyelesaikan makalah  yang berjudul “kritik sastra”, sebagai tugas mata kuliah sastra. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kritik dan masukan yang membangun terhadap materi dan penyajian makalah ini.
            Makalah ini disusun sebagai sarana pengembang kualitas pengetahuan tentang sastra, khususnya bidang kritik sastra. Kami berharap makalah ini membantu tingkat kepekaan kami selaku mahasiswa dalam menilai, menafsirkan, serta menganalisis sebuah karya sastra, dengan tujuan mencapai peningkatan mutu sastra yang lebih tinggi.
            Kami menyadari pada makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan masukan atau kritik demi penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini bisa turut andil dalam mencerdaskan generasi muda bangsa. Amiiin.


Rempung , 28 September 2015

Penulis




DAFTAR ISI

A.    Kata pengantar.. 1
B.     Daftar isi.. 2
C.     Bab I  Pendahuluan.. 3
a.       Latar belakang.. 3
b.      Tujuan.. 4
c.       Manfaat.. 4
D.    Bab II Pembahasan.. 6
1.      Konsep dasar kritik sastra.. 6
a.       Istilah kritik sastra.. 7
b.      Pengertian kritik sastra (Pebafsiran, analisis, penilaian).. 7
c.       Hubungan kritik sastra dengan sejarah dan teorinya.. 10
2.      Jenis kritik sastra.. 12
a.       Kritik sastra berdasarkan bentuknya.. 12
b.      kritik sastra berdasarkan pelaksanaannya.. 12
c.       Kritik sastra berdasarkan orientasi terhadap karya sastra.. 13
d.      Kritik Sastra berdasarkan kritikus, dan ragam penulisannya.. 15
E.     Bab III  Penutup.. 16
1.      Kesimpulan.. 16
2.      Saran..16
F.      Daftar putaka..17
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Kritik sastra merupakan studi sastra yang secara langsung membicarakan tentang karya sastra, terutama pada penilaiannya. Dari anggapan ringkas tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa kritik sastra merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh para pembaca untuk memberikan penilaian yang sebenarnya terhadap sebuah karya sastra. Namun menurut penjelasan salah seorang Dosen di Sebuah perguruan tinggi STKIP Hamzanwadi Selong menjelaskan, bahwa kritik sastra sebagai sarana penghakiman terhadap sebuah karya sastra, untuk memberikan penilain tentang bermutu atau tidaknya karya  yang dihadapi oleh seorang kritikus.
Kritik sastra dapat berfungsi untuk membina dan mengembangkan ilmu sastra, baik itu teorinya,sejarahnya, ataupun kritik sastranya. Sejarah telah membuktikan bahwa perkembangan dan kemajuan sastra dapat dilihat dari sejauh mana perkembangan kritik sastranya. Apabila seseorang ingin menjadi seorang kritikus sastra, tentu saja dia harus menyelami dan mempelajari sebuah karya sastra dengan sebenar-benarnya. Seseorang tidak boleh mengkritik karya sastra dengan bermodalkan pengetahuan dan pengalaman yang dangkal tentang sastra, karena hal itu akan sangat berdampak bagi perkembangan karya itu sendiri.
Semoga dengan kelemahan dan terbatasnya pembahasan dalam makalah inmi dapat membantu kita selaku mahasiswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman tentang sastra, sejarah sastra,konsep kritik sastra, dan menjadi modal pengetahuan untuk merevisi karya sastra.
B.     TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.      Memahami konsep kritik sastra. Berhubungan dengan :
a.       Pemahaman tentang istilah kritik sastra.
b.      Pemahaman terhadap pengertian kritik sastra dari segi penafsiran, analisis,dan penilaian.
c.       Pemahaman tentang hubungan krtik sastra dengan
2.      Memahami Jenis kritik sastra
a.       Kritik sastra berdasarkan bentuknya.
b.      Kritik sastra berdasarkan pelaksanaannya.
c.       Kritik sastra berdasarkan orientasinya terhadap karya sastra.
d.      Kritik sastra berdasarkan kritikus dan ragam penulisannya.

C.     MANFAAT
a.       Bagi pembaca
Makalah ini diharapkan bisa memberikan kontribusi bagi khazanah ilmu pengetahuan, khusunya terkait dengan masalah kritik sastra. Namun lain dari pada itu, adanya makalah ini juga diharapkan sebagai salah satu rujukan dan bukti relevansi dari penelitian sebelumnya, atau teori-teori yang telah dikemukakan oleh para ahli dalam bidang kesusastraan khususnya tentang kritik sastra.
b.      Bagi pemakalah
Adanya pembuatan makalah ini menjadi penyebab memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang kritik sastra, dan juga sebagai sarana aplikasi dari beberapa tujuan makalah ini, yaitu untuk memberikan bukti kongkrit bagi penulis terkait ihwal kritik sastra, bagaimana cara mengkritik sebuah karya sastra dengan pengetahuan dari makalah ini, dan yang tidak kalah pentingnya kehadiran makalah ini bermanfaat bagi penulis sebagai tameng atas tugas yang telah diembankan dosen pengampu, untuk mencapai pemahaman dan kelulusan pada mata kuliah kritik sastra.














BAB II
PEMBAHASAN


A.    MEMAHAMI KONSEP KRITIK SASTRA
Sejarah sastra, kritik sastra, dan teori sastra adalah tiga komponen penting yang tidak bisa dipisahkan dalam bidang ilmu sastra. Jika salah satu dari tiga komponen tersebut tidak ada, maka dapat dikatakan bahwa perkembangan sastra tidak akan pernah sempurna. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Wellek dan Werren  1995:39) dalam buku “konsep dasar sastra” (Herman dan Alfan, 2014) bahwa kritik sastra tidak dapat dipisahkan dengan cabang ilmu sastra lainnya. Ini terbukti jika hanya ada sejarah sastra dan teori sastra saja, namun tidak ada kritik sastra yang menjadi hakim, tentu tidak akan ada kemajuan terhadap perkembangan karya sastra, itu disebabkan kerena tidak adanya pihak yang mengkritisi atau merevisi sebuah karya sastra menjadi lebih baik dan bermutu tinggi. Sebaliknya, jika hanya ada kritik sastra dan teori sastra, maka komponen tersebut diibaratkan sebuah benda mati yang tidak memiliki nyawa. Hanya ada konsep teri dan kritik, namun tidak ada yang melatar belakangi lahirnnya dua komponen tersebut yakni sejarah sastra.
Pada makalah ini, kita tidak akan membicarakan hubungan antara sejarah sastra,kritik sastra, ataupun toeri sastra. Namun kita akan lebih fokus membicarakan tentang “kritik sastra”. Berikut ini akan kami jelaskan tentang definisi, aspek yang berhubungan dengan karya satra, ataupun pembahasan lain yang dianggap masuk dalam ruang lingkup pembelajaran kritik sastra.
1.      Istilah kritik sastra
Kata kritik sastra berasal dari bahasa yunani, krites yang berarti “hakim”. Krites sendiri berasal dari bahasa yunani kriterion yang berarti dasar penghakiman. Sedangkan kata sastra berasal dari bahasa sanskerta, akar kat sas dalam kata kerja turunan berarti mengarahkan, mengajar, atau memberi petunjuk dan instruksi, sedanhgkan akar kata tra biasanya menunjukkan alat  atau sarana.
Kritik sastra merupakan salah satu cabang studi sastra yang sisfatnya melakukan analisis, penafsiran, dan penilaian terhadap  teks sastra sebagai seni. Pengertian kritik sastra sampai saat ini belum mutlak ketetapannya, hal ini di sebabkan karena belum adanya kesepakatan secara universal tentang definisi sastra. Namun, seperti alas an yang sudah diterangkan sebelumnya, krirtik sastra merupakan kegiatan mencari dan menentukan nilai hakiki karya sastra melalui pemahaman yang sistematik dari seorang kritikus dalam bentuk tertulis.
2.      Pengartian kritik sastra berdasarkan (analisis, penilaian, dan penafsiran)
1)      Pengertian kritik sastra berdasarkan analisis
Analisis merupakan upaya menemukan kebenaran sesuatu dengan cara mempelajari kandungan dari apa yang di analisis. Misalnya dengan menganalisis maksud atau tujuan seorang ahli dalam menyampaikan gagasannya. Adanya anggapan bahwa pengertian kongkrit dari kritik sastra masih belum pasti memang benar adanya. Namun di sisi lain, ada beberapa para ahli yang merumuskan pengertian kritik sastra. Dan berikut ni akan kami cantumkan beberapa pengertian kritik sastra menurut para ahli, yang disertai dengan analisis dari pendapat tersebut.
a)      H.B Jassin mengungkapkan bahwa kritik sastra adalah salah satu jenis esai, yaitu mempertimbangkan baik buruknya karya sastra.
Analisis : kalau kita menganalisis teori ini, maka akan muncul kesimpulan bahwa teori ini berusaha mencari kesalahan pada karya sastra, dan mengandung cakupan yang sempit.
b)      Andre Hardjana menyatakan bahwa kritik sastra adalah usaha pembaca dalam memncari dan menentukan nilai hakiki karya sastra melalui proses proses pemahaman dan penafsiran yang sistematis yang dinyatakan dalam bentuk tertulis.
Analisis : teori ini berusaha mencari dan menentukan nilai baik dan buruk yang ada pada suatu karya sastra dengan cara tertulis, serta memiliki dasar semantic.
c)      Rachmad Djoko Pradopo mengemukakan Kritik sastra adalah studi sastra yang berfungsi untuk menghakimi karya sastra, dan memberikan penilaian serta keputusan mengenai bermutu atau tidaknya karya sastra.
2)      Pengertian kritik sastra berdasarkan penilaian
Kata kunci yang masih sangat membingungkan di sini adalah nilai. Penilain berasal dari kata nilai yang berati suattu yang abstrak, dan Sesutu yang menurut orang lain bisa bernilai atau tidak bernilai. Penilaian tentang sebuah karya sastra selalu menjadi perdebatan antara golongan kritikus, hal ini disebabkan karena penialaian memiliki sifat yang abstrak dan nisbi.
Sering sekali kita temukan terkadang seorang kritikus sastra memberikan penilaian sesuai dengan seleranya. Jika kritikus yang satu memberikan penilaian yang baik terhadap suatu karya, belum tentu kritikus yang lain memiliki sudut pandang yang sama. Penyebabnya karena tiap-tiap kritikus memiliki cara yang berbeda dalam memberikan penilaian dengan mengutamakan emosi atau perasaan dalam menentukan layak atau tidaknya sebuah karya sastra. Oleh sebab itu, kita tidak bisa mengatakan bahwa penilaian seorang kritikus hanya bergantung sebatas pemahamannya terhadap sastra, namu yang terpenting adalah penghayatan yang sebenarnya serta analisis makna hakiki yang terkandung dalam karya tersebut.
3)      Pengertian sastra berdasarkan penafsiran
Seperti yang sudah diterangkan sebelumnya, Kritik sastra adalah cabang studi sastra yang berusaha menilai, menganalisi, menafsirkan. Terkait dengan penafsiran di sisni maksudnya tidak berbeda jauh dengan penilaian. Hanya saja bedanya ialah cakupan dalam memberikan makna yang tersirat dalam sebuah karya sastra. Intinya kritik sastra berdasarkan penafsiran memuat tentang bagaimana seorang kritikus menilik makna dan kedalaman pada sebuah karya sastra.
3.      Hubungan kritik sastra dengan sejarah sastra dan teorinya
Pada dasarnya, teori sastra membahas secara rinci mengenai aspek yang ada pada karya sastra secara konvensi yang meliputi makna, gaya, bahasa, stuktur ataupun konvensi sastra yang meliputi tema, tokoh, alur, dll.
            Kruitik sastra merupakan ilmu sastra yang mengulas, mengkaji serta memberikan penilaian mengenaqi keunggulan dan kelemahankarya sastra. Penulis karya sastra menjadi sasaran bagi para kritikus dan para pembaca karya sastra. Dengan adanya hal itu membuktikian adanya hubungan antara teori sastra dengan sejarah sastra. Sejarah sastra merupakan cabang ilmu sastra yang mempelajari  perkembangan sastra dari waktu kewaktu, priode ke priode, sebagai bagian dari pemahaman budaya bangsa atau suatu daerah. Jika seseorang akan melakukan pengkritikan terhadap karya sastra, modal utama yang paling diperlukan adalah teori sastra. Dan begitu juga sebaliknya, teori sastra membutuhkan kritik sastra sebagai penyempurna hasil suatu karya, dan bahkan mungkin bisa dibilang bahwa kritik sastra merupakan pangkal teori sastra. Hal ni sejalan dengan pendapat yang dikemukakan (Werren dan Wellek)bahwa kritik sastra tidak dapat dipisahkan dengan cabang studi sastra lainnya yaitu teori dan sejarahnya. Namun bukan berate kritik sastra menjadi elemen paling utama dalam komponen ini.
Secara keseluruhan anatara sejarah sastra, kritik sastra, danteori sangat berkaitan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dijelaskan hubungan antara ke tiga komponen tersebut.
Hubungan timbal balik teori dengan sejarah sastra
·      Teori sastra muncul karena telah diadakan penyelidikan terhadap sejarah sastra.
·      Sejarah sastra memerlukan teori sastra dalam perjalanannya.
·      Teori sastra dapat berkembang sesuai dengan perubahan sejarah sastra.
·      Teori sastra diperlukan untuk mengonfirmasi sejarah sastra.
Hubungan kritik sastra dengan sejarah sastra
·      Adanya kritikan terhadap karya sastra, atau implementasi dari teori dan sejarah.
·      Kritik sastra memerlukan bahan dari sejarah sastra.
·      Perkembangan sejarah sastra tidak lepas dari kritik sastra.
Hubungan teori dengan kritik sastra
·      Adanya pengetahuan tentang teori sastra menjadi modal terhadap pengkritikan karya sastra.
·      Adanya kritik sastra menjadi penyempurna teorinya. Mungkin berupa penambahan atau pengurangan terhadap tori sastra, atau dapat juga berupa konfirmasi terhadap teori sastra tertentu.

B.     JENIS KRITIK SASTRA
1.      Kritik sastra berdasarkan bentuknya
Kritik sastra menurut bentuknya dapat dibedakan menjadi du yaitu, kritik teori  (theoretical criticism) kritik terapan (applied criticism). Kritik teori adalah bidang kritik sastra yang bertugas untuk menerapkan istilah-istilah, kategori-kategori, dan criteria untuk diterapkan dalam pertimbangan dan interpretasi karya sastra. Adapun definisi kritik terapan adalah pelaksanaan dalam penerapan teori  kritik sastra baik secar eksplisit maupun implicit
2.      Kritik sastra berdasarkan pelaksanaannya.
Menurut pelaksanaannya kritik sastra terbagi atas kritik judicial (judicial criticism) dan kritik impresionestik (impressionistic criticism).serta kritik induktif. Kritik judicial adalah kritik sastra yang melakukan analisis, interpretasi, dan penilaianya berdasarkan ukuran-ukuran, hokum, dan standar tertentu. Kritik judicial melakukan kritik berdasarkan beberapa poin tersebut. Jenis sifatnya deduktif, atau dapat dikatakan jenis kritik ini kebalikan dari kritik yang bersifat induktif. Dalam kritik induktif, seorang kritikus tidak menerapkan standa tertentu dalam mengkritik karya sastra. Ia berangkat dari fenomena yang ada pada karya tersebut secara objektif. Sedangkan kritik impresionik adalah kritik yang dibuat oleh kritikus dengan mengemukakan kesan-kesan kritikus tentang objek kritikannya.tanggapan tentang karya sastra itu berdasarkan apa  yang dirasakan kritikus. Kritik sastra jenis ini menggambarkan sifat-sifat umum yang terasa pada sebuah karya sastra. Di sisi lain, kritik sastra berdasarkan pelaksanaanya ada juga yang induktif. Kritik induktif adalah  kritik yang menguraikan bagian-bagian sastra  berdasarkan fenomena yang ada secara objektif, lalu menerangkan tanpa tindakan penghakiman. Didasarkan pada pada sesutatu yang ada pada tekstanpa bstandar umum di luar dirinyayang telah ditetapkan. Berdasarkan analisis itu, mulailah disusun metode kritiknya, dengan kata lain karya sastra terlebih dahulu barulah kemudian dirumuskan teorinya.
3.      Kritik sastra berdasarkan orientasinya terhadap karya sastra
Yang dimaksud dengan orientasi adalah pemahaman karya sastra dalam situasi secara menyeluruh, atau dapat juga dipahami sebagai pendekatan yakni pandangan awal seorang kritikus terhadap karya sastra yangb dapat digunakan sebagai pijakan untuk memilihteori. Kritik berdasarkan orientasinya dibagi menjadi empat, yaitu :
                                                        i.            Kritik mimetik
orientasi kritik mimetik berpandangan bahwa seni pada dasarnya merupakan imitasi atau refrentasi kenyataan kehidupan manusia. kenyataan dalam pengertian ini ialah segala sesuatu yang berada di luar karya sastra, seperti benda-benda, perasaan, pemikiran, dan tradisi sastra.
teori ini pertama kali dicetuskan oleh Aristoteles dan plato. Aristoteles menyatakan bahwa seni dan sastra merupakan kesatuan yang tidak dapatdipisah. Plato di sini beranggapan bahwa seni dan sastra hanya menyajikan lusi tentang kenyataan, dan tetap jauh dari kebenaran. Plato bersandar pada tiga kategori mengenai mimesis yaitu :
·         Gagasan-gagasan abadi dan tidak pernah berubah.
·         Alam indra yang mencerminkan gagasan tersebut.
·         Hal yang seperti bayangan, citra dalam cerminan atau air, dan seni murni. maksud dari teori ketiga adalah mencerminkan kategori yang kedua.
Kriteria utama yang digunakan pada teori mimetik adalah kesesuaian karya sastra dengan objek yang digambarkan dalam karya tersebut. pendekatan mimetik menganggap karya sastra sebagaai mimesis atau tiruan terhadap kenyataan sosial atau alam yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra. pendekatan ini juga berhubungan dengan aspek sosial dan sejarah sebagai sarana memahami suatu karya sastra. menurut pandangan mimetik terdapat perbedaan anatara mimesis dan creatio, ini disebabkan karena pada satu sisi pengarang ingin mengungkap kenyataan dalam karya sastranya, tapi pada satu sisi yang lain pengarang ingin memperbarui kenyataan itu secara kreatif.
                                                      ii.            Kritik pragmatik
Efek karya sastra bagi pembaca sangat ditekankan pada model teori ini. Sidney menyatakan bahwa satra memiliki tujuan tertentu yntuk pembaca. ia hanya bertujuan untuk menyenangkan dan menjadi proses mengaja, atau dalam istilah Horace disebut “dulce etutile”. Kritik sastra model ini menempatkan karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan, yaitu efek yang dirasakan oleh seorang pembaca.
                                                    iii.            Kritik ekspresif
Kritik ekspresif menekankan antara hubungan karya sastra dengan pengarang. karya sastra dipandang sebagai ekspresi perasaan dan imajinasi. Kritik ini menimbang karya sastra dengan kesesuaianya dengan individualitas pengarang. Kritik model ini lebih menekankan pengarang sebagai elemen utama yang menghasilkan produk dan karya artisti bagi karya sastra. Kritik utama dalam kritik ini adalah fakta-fakta atau pengalaman yang dialami pengarang yang secara sadar atau tidak mempengaruhi karyanya. Biografi kehidupan pengarang menjadi bagian penting dalam pendekatan ini.
                                                    iv.            Kritik objektif
Pandangan teori ni menyatakan karya sastra yang bersifat otonom, yang maksudnya karya sastra sebagai objek yang mempunyai dunianya tersendiri dan dapat dianalisa secara intrinstik berdasarkan komponen pleksitas, keherensi, integritas,, dan interelasi antara elemen-elemen ersebut. Kritik objektif memusatkan perhatian kepada karya sastra itu sendiri. karya sastra diteliti sebagai objek yang otonom. pemahaman karya sastra tidak perlu mengacu pada aspek di luar kajian sastra.
Thintapena.blogspot.com/2013/12/ macam macam kritik sastra. Html.
4.      Kritik sastra berdasarkan kritikus dan ragam penulisannya
Jenis ini meliputi Kritik sastra akademik. kritik sastra akademik adalah kritik sastra yang di tulis para ahli dengan metode ilmiah.
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Kritik sastra merupakan proses evaluasi karya sastra yang berlandaskan pada pengetahuan seorang kritikus tentang sastra. adapunperbedaan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dalam makalah ini sebagai referensi tambahan bagi kita, dan menjadi pengetahuan tambahan tentang kritik sastra.
B.     SARAN
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari isi yang disampaikan ataupun cara penulisannya. untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini. lain dari itu, kami menyarankan kepada kita semua untuk mencari referensi tambahan dibuku yang lain, karena sekali lagi makalah ini sangat kurang dari kesempurnaan.








DAFTAR PUSTAKA
Nugraheni, Eko Wardani, 2009. makna totalitas dalam karya sastra. Yogyakarta :Lembaga pengembangan pendidikan (LPP)
Drs. Lalu Fakihududdin, Muhammad Irfan, M. Pd. kritik sastra (teori dan aplikasinya). Surakarta : Yuma Pustaka.
Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan. prinsi-prinsip dasar sastra. Bandung : ANGKASA anggota IKAPI
Wijaya, Herman dan Muh. Jaelani Alpansori. Konsep dasar sastra (teori dan aplikasi) Yogyakarta : Multi presindo
Thintapena.blogspot.com/2013/12/ macam macam kritik sastra. Html.
Munabadiah.blogspot. com/2014/03/jenis jenis kritik sastra.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar