BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Anak usia SMP sangat mudah terpengaruhi kondisi
mentalnya,akibat adanya proses pertumbuhan usia atau lebih sering disebut
(pubertas) mereka cdenderung tidak biasa menguasainya,ataupun jika ada yang
mampu menguasai,tapi hanya sebagian kecil, sedangkan mayoritas anak usia SMP
tidak bisa menguasai emosinya terutama dalam proses belajar mengajar. Dalam pribadi manusia, ada yang disebut dengan ID
(naluri), EGO (saya/aku), dan SUPEREGO (norma). Ketiga hal ini akan membantu
manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan hidupnya. Secara naluriah, manusia
akan berusaha bertahan hidup dengan cara apa pun seperti yang disebut di atas,
termasuk mempertahankan diri tentang eksistensinya dalam lingkungan.
·
Id
merupakan kodrat makhluk. Id adalah naluri makhluk hidup dalam rangka
mempertahankan eksistensinya di muka bumi. Bertahan hidup dalam arti yang luas
pada dasarnya merupakan segala aspek yang kita lihat di bumi ini. Id pada
manusia termasuk naluri untuk berkembang biak, mempertahankan diri dari
ancaman, naluri untuk bebas dari rasa lapar dan haus seperti halnya makhluk
lain.Id pada manusia menghasilkan kecenderungan untuk agresif dan terfokus pada
pemenuhan kebutuhan jasmani. Id adalah bagian dari sistem yang dihasilkan oleh
tubuh untuk memenuhi kebutuhannya.Id seluruhnya berada pada alam bawah sadar.
Id sering ditafsirkan sebagai instink seperti pada hewan. Namun instink berbeda
dengan id. Oleh freud id disebut sebagai Triebe atau dalam arti literalnya
drive (dorongan). Dorongan inilah yang menurut Freud mengendalikan dan
menentukan kemampuan, kualitas dan kapasitas seseorang.
·
Ego
(pribadi) merupakan inti dari kesatuan manusia, dan bila terjadi ancaman
terhadap ego hal ini merupakan ancaman terhadap tulang punggung (eksistensi)
manusia. Sehingga kegagalan/kekecewaan terhadap pencapaian hal tersebut, atau
terusiknya ego manusia, salah satunya diungkapkan dengan marah. Selain sebagai
bentuk ekspresi emosi, marah juga merupakan satu bentuk komunikasi. Adakalanya
orang lain baru mengerti maksud yang ingin kita sampaikan ketika kita marah.
Tanpa marah, orang lain malah menganggap kita main-main atau tidak serius.
Dalam hal ini, tentunya juga berkaitan dengan masalah budaya. Dalam budaya
masyarakat tertentu, suatu bentuk ekspresi seseorang akan dianggap sebagai
bentuk ekspresi marah sedangkan dalam budaya masyarakat lain dianggap
biasa-biasa saja, salah satu contoh konkritnya
adalah logat bahasa.
·
Supergo Dorongan dari
id, menjadi tidak dapat diterima oleh seseorang bukan saja ketika Ego-nya
mengantisipasi ketidakmungkinan sementara karena karena kondisi dan keadaan,
tapi juga secara lebih permanen. Hal itu disebabkan karena sistem ketiga dari
pikiran manusia yang disebut superego. Superego merupakan pengendali dari ego
dan id yang bukan berasal dari dalam diri tetapi dari penyerapan standar aturan
dan pranata dari pendidikan orang tua. Superego
merupakan bagian kepribadian yang berhubungan dengan etika, standar moral dan
aturan. Superego berkembang selama 5 tahun pertama kehidupan sebagai respon
dari pendidikan orang tua. Perkembangan superego menyerap tradisi dari keluarga
dan lingkungan sekitar. Superego berfungsi sebagai pengendali perilaku atau
penyaring rangsangan sosial yang tidak memenuhi standar perilaku. Dalam bahasa sederhana, Superego sering
diterjemahkan sebagai conscience atau suara hati. Pelanggaran terhadap suara
hati atau standar superego menghasilkan perasaan bersalah, kegelisahan dan rasa
khawatir.
B.
RUMUSAN MASALAH
1)
Apa faktor penyebab kemalasan belajar pada anak usia SMP..?
2)
Seperti apa solusi mengatasi kemalasan belajar usia SMP..?
C.
TUJUAN
1)
Mengetahui faktor penyebab kemalasan belajar pada anak usia SMP
2)
Mengetahui solusi kemalasan belajar anak usia SMP
D.
MANFAAT
Bertambahnya pengetahuan kami terkait dengan apa saja
kendala yang dihadapi oleh seorang pelajar khususnya di tingkat SMP. Selain
daari itu juga membantu kami sebagai mahasiswa untuk lebih mampu mengenali
kondisi psikologi seseorang,terutama gangguan mental atau emosi yang tidak
dapat dikendalikan oleh pelajar serta bagaimana mengatasi persoalan yang
demikian itu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
IDENTITAS SUBJEK
a)
Nama : Supardi sugiono
b)
Alamat : Rempung
c)
TTL : Rempung,
d)
Sekolah : SMP 3 Masbagik
e)
Kelas : 9
B.
FAKTOR PENGHAMBAT BELAJAR
Ada beberapa macam faktor yang
menyebabkan seseorang tidak mau belajar. Setelah kami adakan sebuah penelitian
kecil,faktor penyebab timbulnya kemalasan pada diri seseorang dikarenakan dua
faktor inti,yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Biasanya pada faktor
internal ini meliputi keadaan fisik seseorang secara keseluruhan,sedangkan
faktor eksternal meliputi hal-hal yang di luar pribadi seseorang itu. Dan
berikut ini akan kami jelaskan apa saja faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi minat seseorang dalam proses pembelajaran.
1.
Faktor internal
a)
Gangguan fisik
Terkadang seseorang akan merasa
tidak nyaman dalam proses pembelajaran jika ada salah satu anggota fisik yang
tidak mendukung maka akan menyebabkan ketidaknyamanan terhadap apa yang
dilakukan. Sebagai salah satu contoh ketika seseorang dalam keadaan buta,maka
sepak terjang dari proses pembelajaran tidak akan berjalan sesuai dengan yang
diinginkan. Ini bisa menyebabkan kemalasan pada diri seseorang dalam kegiatan
pembelajaran.
b)
Tingkat emosi yang tinggi
Seseorang yang tidak bisa
mengendalikan perasaannya akan merasa bahwa dialah yang paling hebat diantara
teman sekelasnya. Seandainya apa yang diinginkan tidak dapat dicapainya,dia
akan lebih cenderung menyalahkan diri sendiri terus menerus tanpa mau mengubah
segala kesilapannya. Hal itu akan membuat minat untuk belajar akan menurun
karena dipengaruhi rasa putus akibat emosi yang tidak bisa dikendalikan.
c)
Tingkat kognitif yang rendah
kecerdasan yang dimilliki
seseorang juga merupakan faktor yang menyebabkan rasa ingin mengetahui sesuatu
pada orang itu semakin tinggi. Tingkat pemahaman yang cepat dapat membantu
seseorang untuk merasa jauh ingin lebih tau tentang sesuatu,karena banyak
sekali kejadian di lapangan sebagai bukti bahwa tingkat kognitif seseorang yang
tinggi akan membuatnya tidak pernah merasa puas dengan sesuatu yang
dipelajarinya tersebut. Begitu juga sebaliknya,jika tingkat kecerdasan yang
dimiliki seseorang rendah akan membuatnya merasa malas dalam mengkaji sesuatu.
2.
Faktor eksternal
a)
Kurangnya perhatian orang tua
Peran orang tua dalam segala
aspek kehidupan anak sangat berpengaruh,begitu juga hal-nya dalam kemaunnya
dalam belajar. Jika orang tua membiasakan anak dari usia dini untuk
belajar,maka proseses tersebut akan menjadi kebiaasaan dalam kehidupan anak
tersebut. Pengaruh hereditas juga sangat berpengaruh dalam minat seorang untuk
belajar,karena tidak bisa dipungkiri bahwa jika orang tua pemalas,maka sudah
pasti akan berpengaruh kepada anak itu.
b)
Kesulitan ekonomi
Kecerdasan yang tinggi tidak akan bisa berarti jika
seseorang memeiliki ekonomi yang lemah,banyak sekai kita temukan orang yang
pintar namun tidak bisa mengenyam pendidikan. Andaipun dia mampu untuk menempuh
pendidikan,namun karena kelemahan ekonomi akan membuat segala proses yang ditempuh
dalam kegiatan pembelajaran menjadi
susah,karena tidak adanya faktor penunjang berupa materi.
c)
Fasilitas yang tidak memadai
Sekolah yang mampu memberikan
fasilitas sebaik-baiknya akan menjadi daya tarik bagi siswa untuk
belajar,karena apapun alat yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar
sudah terpenuhi. Sebagai contoh saja kita sebagai mahasisiswa akan lebih senang
dan nyaman jika mengadakan kegiatan belajar di Lab atau lain sebagainya.
d)
Tidak menyenangi guru atau salah satu mata pelajaran
Rasa kurang senang terhadap
guru atau mata pelajaran menjadi faktor penghambat belajar selanjutnya. Ini
merupakan kasus yang biasa teerjadi di sekolah,terkadang karena anak tidak
menyukai pelajaran metematika akan membuatnya enggan untuk mempelajari pelajaran
itu,atau juga jika guru yang galak atau membosankan,akan membuat anak untuk
malas belajar.
C.
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Dari
beberapa faktor yang menyebabkan kemalasan pada anak dalam kegiatan
belajar,perlu kiranya kita sebagai calon pendidik menemukan solusi untuk
memecahkan kasus tersebut dengan melakukan hal sebagai berikut :
1.
Siswa yang bersangkutan harus menumbuhkan rasa kesadaran diri atas
kewajibannya sebagai seorang pelajar..
2.
Lebih menekankan peran orang tua dalam setiap aspek kehidupan anak,karena
orang yang paling dipatuhi anak adalah orang tua. Untuk itu,orang tua tidak
hanya harus bersufat protektif,namun juga haruslah bersifat mendidik,agar hal
tersebut menjadi kebiasaan pada si anak.
3.
Sebagai guru harus menciptakan suasana yang aman dan nyaman di kelas,agar
siswa tidak merasa jenuh dan enggan mengikuti pelajaran. Apalagi untuk belajar
di rumah.
4.
Siswa harus mengtahui pentingnya pendidikan.
5.
Meninggalkan kebiasaan malas dan rasa putus asa dalam menghadapi sesuatu.
6.
Siswa harus mempu menguasai emosinya.
BAB III
PENUTUP
Ø Simpulan
Setiap manusia pasti memiliki
kemampuan yang berbeda-beda,begitu juga dalam keggiatan belajar mengajar. Namun
seorang peserta didik harus mampu menghindari faktor yang menyebabkan kemalasan
dalam belajar,karena hal itu dapat merugukan dirinya sendiri. Selain siswa yang
harus mengubah diri,perlu juga kiranya guru mengetahui keadaan siswa secara
psikologi,karena akan membantu untuk memahami bagaimana sebaiknya proses
pembelajaran dilakukan.
Ø
Saran
Penulisan laporan ini tentu
memiliki banyak kesalahan. Namun inti dari pembahasan tersebut adalah apa
penyebab kemalasan belajar dan apa saja hal yang harus dilakukan untuk
mengatasinya. Baik siswa maupun guru harus mampu berperan sebagaimana propesi
yang dimilikinya.